Menjadi Mahasiswa AMK sebagai Agent Of Change’s Untuk Papua
P
|
elatihan Public Speaking yang dilakukan oleh forum
mahasiswa Aifat, Mare, dan Karoon (AMK) Jogyakarta yang berlangsung selama tiga hari
resmi di buka pada tanggal 27 April 2012 oleh Sdra Maximus Bame selaku Dewan
Penasehat Organisasi (DPO) telah
menghadirkan beberapa narasumber
penting, diantaranya adalah Theodorus Wuryantono, S.IP,M.hum (Dosen STPMD
Yogyakarta), Pastor Bernadus Wos Baru, OSA (Kepala Ordo St Agustinus wilayah
Papua Barat), Manashe Faan (Kepala Sekolah SMA St Agustinus Sorong) dan
perwakilan dari Yayasan BINTERBUSI. Peserta yang hadir saat berlangsungnya
kegiatan tersebut adalah kurang lebih tiga puluh enam orang, salah satu peserta
yang berasal dari pegunungan tengah yaitu Ones Kasipmabin tengah hadir bersama Dolfinus
Kamesrar selaku narasumber yang mewakili
yayasan BINTERBUSI hendak hadir
menyampaikan beberapa materi yang berkaitan tentang kesekertariatan.
Pemaparan materi tersebut menghabiskan waktu selama dua jam untuk seminar dan
diskusi, materi yang disampaikan pun mengundang banyak tanya oleh beberapa
peserta yang hadir saat itu, salah satu penanya yakni Michael Ajoi yang sedang menempuh kuliah di
Sekolah Tinggi APMD pun tengah menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan
kesekertariatan, dengan santainya Dolfinus Kamesrar menjelaskan kepada Michael
Ajoi dengan memberikan beberapa contoh – contoh ilustrasi yang membuat semua
peserta merasa terhipnotis dan ingin berlama – lama mengikuti seminar dan
diskusi tersebut.
Keesokan harinya (28 April 2012) semua peserta diajak untuk mengikuti
Outbond yang di pandu oleh Bruder Theo
OFM, seluruh peserta diajak untuk mengasah kekompakan dan skill bermain
sebagai wujud menjadi patner yang baik dalam menyelesaikan suatu missi.
“Mengikuti OutBond tidak untuk bersenang – senang namun kita diajak untuk
mengasah otak, sebagai patner yang baik,kompak, dan saling percaya antar Team
untuk mencapai suatu tujuan” ulas Ley Hay, salah satu peserta Public Speaking.
Usai mengikuti OutBond, materi seminar dan diskusi pun dilanjutkan oleh
Theodorus Wuryantono, S.IP,M.hum, beliau memang spesialis di bidang publick
speaking sehingga tidak diragukan lagi jika materi yang disampaikan oleh pak
Theo (nama panggilannya) mengundang banyak tanya dan ketertarikan dari semua
peserta publick speaking. Pada materi ini, semua peserta diajak untuk
memberanikan diri memimpin suatu kegiatan, adapula beberapa peserta yang
berlatih berbicara, berekspresi mimic wajah, serta diajak berpidato dengan baik
di muka umum. Suasana saat itu pun mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut
sehingga kegiatan yang dilaksanakkan pun berlangsung hingga usai. “Mahasiswa
AMK seharusnya menjadi agent of change agar dapat mewujudkan perubahan –
perubahan di daerah, khususnya di Tambrauw dan Maybrat. Memang tak dapat di
pungkiri jika sekarang terjadi kemerosotan moral dan tingkah laku oleh banyak
generasi Papua, factor tersebut pun berasal dari intrinsic dan ekstrinsik
contohnya sering malas menata diri/tidak punya komitment dan tujuan hidup
(intrinsic), pengaruh lingkungan, pengaruh globalisasi dan berbagai macam
bentuk aspek – aspek penghabat majunya generasi muda yang berjiwa baik. Solusi
dari itu semua harus kembali pada diri sendiri untuk lebih menata hidup,
pergaulan sehingga terwujudnya generasi papua khususnya AMK yang bisa membawa
perubahan bagi daerah tercinta” jawaban diskusi lepas tentang moral yang disampaikan oleh
Pastor Bernadus Wos Baru, OSA tentu saja membuka mind set nya
mahasiswa AMK Jogya untuk lebih berhati – hati dalam bertindak.
“Teori
lama mengenai kepemimpinan adalah sejak di lahirkan seseorang memiliki talenta
sebagai pemimpin, sedangkan jaman sekarang ini,
menjadi pemimpin dikarenakan oleh keadaan, situasi yang menuntut seseorang
untuk menjadi pemimpin, contoh realnya adalah Gabriel Assem SE, M.S.i yang
sekarang tengah menjadi bupati defenitif Tambrauw, karena kondisi, situasi lah
Ia merasa perlu untuk melayani masyarakat sebagai seorang pemimpin” ujar
Menashe Faan dalam pemaparan materinya tentang Kepemimpinan. Materi dan diskusi
ini tentu menghadirkan beliau dari Papua, jauh – jauh datang bersama Pater
Bernad karena kepedulian mereka kepada mahasiswa AMK jogyakarta, kegiatan yang
berlangsung aktif selama tiga hari itu tentu saja tidak menjenuhkan karena di
sela – sela materi dan diskusi para peserta pun diajak untuk refreshing otak
dengan mengadakan berbagai bentuk humor dan dari penitia pun mengadakan lomba
cerdas – cermat Papua yang memang benar –benar mengasah kemampuan berpikir
seluruh peserta.
Pada sesi akhir ( 29 April 2012 ) Timotius
Turot sebagai ketua panitia publick speaking mengucapkan ucapan terimah kasih yang sebesar
– besarnya kepada seluruh pihak – pihak yang terlibat “Ucapan terimah kasih ini
disampaikan kepada kita semua yang terkibat dalam kegiatan ini, kepada seluruh
peserta yang hadir, seluruh pemateri, dan rekan – rekan kerja saya, donatur,
dan semua pihak, saya ucapkan terimah kasih yang sebesar – besarnya ! “ ujar
Timotius Turot. Seluruh rangkaian kegiatan akhirnya di tutup dengan Misa syukur
oleh pastor Bernad Baru OSA.
(Created of Ley Hay)